Berkat dibalik musibah

Berkat dibalik musibah.

Tahun 1818, seorang anak bernama Louis duduk di tempat kerja ayahnya.
Ayahnya adalah seorang pembuat pelana kuda.
Louis berkata bahwa suatu hari nanti ia ingin menjadi pembuat pelana kuda seperti ayahnya.

“Mengapa tidak dimulai dari sekarang saja?” kata ayahnya.

Lalu ia mengambil selembar kulit dan menggambarnya dengan satu pola.

“Sekarang anakku, ambillah alat pembuat lubang dan palu.
Lalu mulailah ikuti pola itu, tetapi hati-hati jangan sampai tanganmu terpukul palu.”

Louis begitu gembira dan mulai bekerja.
Tetapi ketika ia mulai memukul alat pelubang itu dengan palu, alat berujung runcing itu melayang dan mengenai matanya.
Saat itu juga, ia kehilangan penglihatannya dan buta total!

Beberapa tahun berlalu, seorang temannya menghadiahi ia buah cemara.
Louis meraba-raba buah itu, merasakan teksturnya dan muncul satu ide brilian.
Ia ingin menciptakan alfabet dari titik-titik yang timbul di kertas supaya orang buta dapat merabanya dan mengerti apa yang ditulis.

Demikianlah Louis Braille membuka kesempatan dan dunia baru untuk orang-orang buta.
Ia tidak bisa menjadi pembuat pelana, tetapi rencana Tuhan jauh lebih mulia.
Semua itu berawal dari satu penderitaan.

Tak seorang pun dapat menduga dan menolak musibah dan kejadian buruk yang bisa terjadi setiap saat.
Penderitaan, tekanan hidup, kecelakaan, kehilangan orang yang kita kasihi tentu sangat menyakitkan.
Tetapi jika kejadian-kejadian pahit ini menimpa kita, bukan berarti tamat sudah harapan dan hidup kita.

Saat kita mengalami peristiwa menyesakkan, kita harus tetap percaya bahwa ada yang sudah disiapkan Tuhan untuk hidup kita.
Belajarlah bagaimana bersyukur kepada Tuhan dalam penderitaan.
Apapun situasi kita, percayalah kita sedang berada dalam bingkai rencana Tuhan. Dari Adrian

Popular Posts