kepahitan

MEMELIHARA KEPAHITAN

Seekor kuda liar hrs dijinakkan pada waktu masih kecil supaya bisa menjadi tunggangan manusia. Kalau sdh dewasa ia akan memberontak, menendang atau melemparkan kita saat berusaha menaikinya. Semakin dini kuda liar dijinakkan, semakin mudah & semakin cepat prosesnya. Semakin tua umur kuda utk dijinakkan, semakin sulit & butuh proses yg panjang utk melakukannya.

Hal yg sama berlaku dgn kepahitan & kebencian. Konflik hati seperti ini hrs segera dibereskan, tdk boleh dibiarkan. Kalau terus dipelihara & dibiarkan menjadi besar, akibatnya bisa sangat fatal. Akhirnya, kita bahkan tdk bisa menguasai diri kita lagi.

Hal ini terjadi dlm kehidupan Absalom saat melihat adiknya yg bernama Tamar diperkosa Amnon yg masih saudaranya sendiri (2Sam 13:1-39). Saat itu Absalom hanya diam & tdk bereaksi apa2, namun sesungguhnya Absalom memelihara kebencian & dendam itu selama bertahun2. Saat ada kesempatan, Absalom pun membunuh Amnon sebagai aksi balas dendam.

Itulah yg terjadi kalau kekecewaan, kebencian & kepahitan dipelihara. Apalagi ketika hal2 itu dibiarkan selama bertahun2, maka semakin sulit bagi Absalom utk mengendalikan dirinya utk tdk balas dendam. Ini adl sebuah pelajaran yg penting bagi kita bahwa kebencian tdk boleh dibiarkan begitu saja, apalagi sengaja dipelihara.

Luka hati & kepahitan hrs segera dibereskan. Semakin lama kita menunda utk membereskannya, maka luka hati itu akan mengangga semakin lebar. Tdk ada pilihan lain, kecuali kita hrs mengambil keputusan utk mengampuni. Memberi pengampunan mungkin merupakan hal terberat & tersulit yg pernah kita lakukan, namun percayalah bahwa kasih Kristus akan memampukan kita utk melakukannya. Jika kita menyadari hal itu, tdk alasan lagi bagi kita utk hidup dlm kepahitan.
dari Sonya

Popular Posts