home

A PLACE CALLED HOME

Alkisah ada seorang bangsawan yang memiliki taman bunga yang sangat indah. Tukang kebunnya bekerja keras untuk membuat taman itu bak firdaus. Suatu pagi, sang tukang kebun bekeliling untuk melihat bunga-bunga kesayangannya. Ia sangat terkejut ketika melihat salah satu bunga terbaiknya telah dipotong. Setengah berteriak ia bertanya pada para bawahannya, “Siapa yang mencuri bungaku?”  Dijawab oleh salah satu pembantunya, “Tuan bangsawan tadi pagi datang ke kebun dan memetik bunga itu untuk dibawa ke rumah. Saya rasa ia ingin menikmati keindahan bunga itu.” Sang tukang kebun akhirnya sadar bahwa ia sebenarnya tidak perlu marah atau sedih, karena sudah selayaknya bunga terindah itu dinikmati oleh tuannya.

Demikian pula dalam kehidupan, kadang “tuan” kita (Tuhan) MEMETIK bunga terindah, yaitu orang-orang yang kita kasihi untuk bersama Dia selamanya.  Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa begitu cepat?  Satu bulan lagi, bahkan satu tahun lagi bersama orang yang kita kasihi rasanya masih kurang. Tetapi Ia yang merancang kehidupan, tahu kapan waktu yang tepat untuk mengajak anak-Nya pulang ke rumah yang sebenarnya. Sebagus-bagusnya rumah kita di dunia, itu hanyalah sebuah tempat persinggahan.C.H. Spurgeon berkata dari pengalamannya bahwa orang yang paling berbahagia adalah mereka yang sedang dalam detik-detik terakhir hidupnya. Spurgeon melihat wajah yang dipenuhi dengan suka cita, kemenangan dan damai saat mereka hendak berjumpa dengan Sang Pencipta.

Sebenarnya kematian adalah sebuah penguburan atas semua kepedihan, cobaan, tantangan, dosa, tangisan dan ketakutan. Hal-hal ini tidak akan mengikuti kita lagi. Dan bagi mereka yang percaya pada Kristus, kematian adalah sebuah kebangkitan bagi harapan, suka cita, kebebasan, kesembuhan total dan rasa aman. Kita pergi ke sebuah tempat yang sangat indah dan nyaman, yang kita sebut “rumah.” (EI)MY HOME IS IN HEAVEN. I'M JUST TRAVELING THROUGH THIS WORLD (Billy Graham) O:)
dari berbagai sumber

Popular Posts