kalau aku mati

Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati. (Ester 4:16b)
Orang ada yg takut mati ada yg brani mati. Tapi takut atau brani, yg pasti semua manusia akan mati tdk terkecuali. Dan… mati hanya satu kali ga bisa diulang (repeat). Jadi kalau kita krn suatu tindakan brani mati, jangan tanpa pikiran mengucapkannya, tapi pikir dahulu sebelum berucap, spy kematian kita tdk sia2, tapi berharga di mata Tuhan. Mordekhai mengingatkan Ester, akan perbuatan Haman, yg mau membinasakan org Yahudi dari lingkungan kerajaan, krn hanya Ester yg bisa berdialog dengan raja. Namun tdk setiap saat Ester bisa menghadap raja, kalau tdk dipanggil, bisa2 dijatuhi hukuman mati kalau raja tdk berkenan, begitu peraturan yg berlaku di istana. Namun, Ester bersedia untuk mengambil tindakan penting ini, dan berkata, “Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati!” (ay. 16b). Bukan saja resiko kedudukan sbg permaisuri bisa hilang, bahkan nyawanya bisa hilang, itu resikonya. Tapi Ester berani mengambil resiko, krn melihat ketidak adilan. 


Baginya menegakkan kebenaran dan keadilan jauh lebih berharga dari jabatan. Tentu berbeda dengan para politisi di parlemen atau pemerintahan bukan? Yg bahkan mengkomersilkan jabatannya, demi mendapatkan kuasa dan harta, melalui jabatannya. Bagaimana dengan Anda dan saya, apakah kita lebih mempertahankan kedudukan, posisi di perusahaan, atau jabatan public, atau bahkan jabatan gerejawi, dari pada menyatakan dan mengatakan yg benar, yg adil, yg sesuai firman Tuhan? Atau kita bersikap spt imam Eli, yg tahu anak2nya melakukan pelanggaran sbg imam di bait Allah, tapi diam saja, bahkan ikut menikmati daging hasil “memalak” dari korban persembahan, tanpa berani bertindak sbg imam yg paling senior? 

Kita sering dihadapkan pada situasi, “ah, dari pada ribut, udah deh diam ajah, biar orang lain yg ngomong atau bertindak” Mari belajar dari sikap Ester, yg mengingatkan kita untuk tetap berpegang kpd Kebenaran, sesuai firman Tuhan, yaitu patuh kpd firmanNya yg berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” . Ada sebuah lagu anak sekolah mingu yg syairnya begini, “Branilah sperti Daniel, yg pegang kuat kebenaran, meski di dalam gua singa, tetap percaya Tuhan”. Selamat berkarya, Gbu copas

Popular Posts