Menyangkal Yesus kristus

Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. (Yoh 21:3)
Simon Petrus pernah menyangkal guruNya tiga kali, dan Alkitab mencatat setelah mendengar ayam berkokok dua kali, ia menangis, krn ingat beberapa hari sebelumnya Tuhan Yesus sdh mengatakannya. Dan dengan gagah Simon menjawab waktu itu, “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau” (Mat 26:25). 

Pasti Petrus tidak membayangkan semula bahwa Yesus akan ditangkap, tdk melawan, dihina, diejek, disiksa dst. Bagaimana tidak, orang lumpuh berjalan, buta melihat, tuli mendengar, badai ditenangkan, mati dibangkitkan. Masa ditangkap serdadu Romawi tdk melawan? Tdk ada mukjijat? 

Pertanyaan yg sama juga bisa muncul dari kita, jika kita waktu itu ada di posisi Petrus. Tuduhan para Farisi dan pendukungnya saat itu, sampai Yesus dihadapkan ke Mahkamah Agama adalah, gurunya Petrus dkk menghujat Allah, dengan mengaku sebagai Anak Allah. 

Seandainya Yesus membuat sedikit mukjijat, misalnya tentara yg menangkap tiba2 jatuh dll, mungkin Petrus berani  pasang badan dan rela mati demi gurunya. “Ini koq diam saja, jangan2 benar tuduhan para imam”. Di tengah takut, bingung, tdk mengertinya Petrus setelah Yesus disalib di Golgota, ada berita sukacita, Yesus bangkit! Tentu Petrus sbg murid senang, ternyata benar guru adalah Juruselamat!
 
Tapi, ia pernah menyangkal Juruselamat tiga kali lagi! Apakah Tuhan Yesus kali ini memaafkannya? Wajar di tengah bingung, takut, guilty feeling, Petrus mau “membuang” stressnya dengan menangkap ikan lagi bersama teman2nya. Sebelum menjadi murid Yesus, Petrus dkk adalah nelayan, penjala ikan. Pekerjaan yg sudah sangat dihafalnya di danau Tiberias. Ia sudah tahu bagian mana dari danau itu ada ikan banyak dan bagian mana yg sedikit ikan.
Petrus tambah bingung, karena di tempat ia biasanya panen ikan, kali ini satupun tidak dapat! Tiba2 di pantai ada yg bertanya, bahkan minta lauk pauk (ikan) pada ayat 5. Langsung Simon dkk menjawab, “Tidak ada”, dan orang itu berkata "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."  

Dengan refleks, tanpa berpikir, mereka menebarkan jala dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. (ayat 6). Yohanes mulai mengenali suara itu, dan mengingatkan peristiwa sekitar awal mereka dipanggil Tuhan menjadi penjala manusia, dengan peristiwa yg hampir mirip (lihat Luk 5:5-6). 

Bedanya dulu jala mereka hampir koyak, dan sekarang tidak, tapi kali ini jala tidak dapat ditarik lagi karena melimpahnya ikan, sebuah mukjijat yg lebih besar dari yg dulu! Siapa lagi yg mampu mengadakan mukjijat, jika bukan Yesus? .Di ayat 7 dikatakan, ‘Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." 

Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.’ Ternyata Yesus mau melawat Petrus dkk. Bukan saja Ia mau memaafkan Petrus, bahkan melawatnya! Begitu besar kasih Allah, yang panjang sabar dan penuh kasih karunia. Kita baru saja merayakan Paskah, kebangkitan Kristus, yang telah mengalahkan kuasa maut, rela disalib demi keselamatan kita. 

Betapa mahal karuniaNya untuk kita. Mari kita bawa berita ini kepada dunia, melalui hidup kita di dunia ini, agar dunia mengenalNya dengan berbuat, berubah, menjadi lebih sabar, lebih mengasihi, lebih baik, lebih setia, sampai maut menjemput kita. Maukah kita menjadi penjala manusia memenuhi panggilanNya? Gbu COPAS

Popular Posts