Renungan Cermin pribadi : Balok dan selumbar


Bacaan:
Mat 7:3  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Mat 7:4  Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Mat 7:5  Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Luk 6:41  Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Luk 6:42  Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Selumber = karpho (to wither); a dry twig (a small branch of a blood vessel or nerve)  or straw: - mote./sedotan/
Balok = dokos /a stick of timber: - beam./sebatang kayu besar
Renungan : manusia lebih cenderung untuk menilai orang lain, daripada menilai diri sendiri. Benarkah ?. saudara sendiri yang menjawab. Jika seorang manusia menulis tentang orang lain, maka akan terbentuk sebuah buku tentang orang lain. Namun jika seorang manusia itu menulis tentang diri sendiri, dia akan menemukan kesulitan.
 
Kita analisa mengenai adam dan hawa. Pada saat adam menjawab pertanyaan Tuhan, tentang siapa yang menyuruh dia untuk makan, maka dia menunjuk hawa. Begitu juga dengan hawa, dia menunjuk ular.
 
Dapat kita pelajari bahwa adam dan hawa tidak menyadari ketidaktaatan mereka akan firman Tuhan. Mereka menyalahkan orang lain, adam menyalahkan hawa, dan hawa menyalahkan ular.
 
Begitu juga dengan saudara dan saya, lebih cenderung untuk menyalahkan orang lain, daripada menganalisa sendiri. Firman Tuhan mengatakan di Rom 12:2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
 
Kata berubahlah= artinya dari keadaan yang lama, menjadi baru. Pikiran yang lama, harus menjadi yang baru. Jika kita terus merubah pikiran, maka tentu akan membedakan kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
 
Setelah melakukan renovasi pikiran kita masing masing, tentu kesempurnaan seperti Yesus Tuhan, bisa tercapai. Walaupun tidak bisa seratus persen sempurna, kita bisa mencapai sembilan puluh sembilan persen.
 
Jadi bagaimana untuk menilai diri sendiri ? dengan merubah pikiran kita, setiap saat. Dengan begitu pribadi karakter kita, bisa merubah orang lain atau menuntun orang lain untuk bertobat atau berjalan di jalan yang benar
 
Komitmen : kita berjanji untuk menghujani pikiran kita dengan firman Tuhan. Tentu akan merubah karakter kita lebih mendekat kepada firman Tuhan. Dan semakin serupa Tuhan Yesus.
 
Pertanyaan diri sendiri : sudahkah kamu membaca alkitab dengan rutin dan melakukannya ?

Popular Posts