Kenapa membuat vaksin lama ?

Beginilah Vaksin Dibuat
•Menjadi hal yang aneh karena vaksin tidak bisa ditemukan •Karena cara pembuatan vaksin adalah sebagai berikut
•Pada akhir abad ke-19, Louis Pasteur, seorang ahli Kimia asal Prancis, mengembangkan teknologi untuk mengisolasi virus dan melemahkannya, yang efeknya dapat dipakai sebagai vaksin.
•Vaksin polio selanjutnya dikembangkan oleh Albert Sabin, menggunakan bentuk virus hidup yang dilemahkan yang kemudian diberikan dengan cara ditelan
•Istilah vaksin pertama kali dikenal pada tahun 1796, ketika vaksin cacar pertama berhasil ditemukan. Kala itu, cacar atau variola adalah penyakit yang sangat mematikan.
•Edward Jenner, dokter dari Berkeley, di pedesaan Inggris pada tahun 1796. 
•Jenner memperhatikan penduduk lokal yang mayoritas bekerja sebagai peternak. 

•Mereka yang memerah susu sapi, sering kali terinfeksi oleh cacar sapi (cow pox) yang menyebabkan munculnya lesi pada tangan dan lengannya.
•Mereka yang pernah terinfeksi cacar sapi, ternyata menjadi kebal terhadap infeksi cacar air yang saat itu mewabah di desanya. 
•Kondisi itulah yang kemudian dijadikan Jenner untuk memulai penelitian klinis pertamanya, yaitu membuat vaksin.
•Jenner mengambil nanah lesi cacar sapi dari tangan seorang pemerah susu. 
Ia kemudian menularkannya kepada seorang anak berusia 8 tahun, James Phipps, dengan virus cacar sapi. 
•Dugaannya benar, anak itu ternyata langsung terkena cacar sapi, tetapi dapat segera sembuh.
•Beberapa minggu setelahnya, Jenner menyuntik Phipps dengan materi cacar air. Keajaiban pun terjadi, karena tidak ada tanda-tanda sakit yang tampak pada tubuhnya.
•Istilah vaksin sendiri digunakan oleh Jenner karena substansi ini berasal dari sapi yang dalam bahasa latin adalah vacca. Sejak saat itu, istilah vaksin dikenal sebagai suspensi berisi mikoorganisme yang telah dilemahkan. Fungsinya untuk menimbulkan kekebalan pada tubuh dan mencegah manusia terinfeksi dari suatu penyakit berbahaya.
•Terapi plasma konvalesen berupa pemberian plasma dari donor pasien Covid-19 yang telah sembuh kepada pasien yang masih dinyatakan positif corona (Covid-19).
•Jenis terapi plasma konvasalen sebelumnya sudah diterapkan dalam mengatasi penyakit akibat virus lainnya, seperti flu spanyol dan ebola. 
•Bahkan, terapi ini sudah ada sejak lebih dari 100 tahun lalu.
•Selain itu jumlah sel darah putih khususnya limfosit yang berfungsi melawan penyakit juga menjadi lebih baik sehingga tingkat antibodi tetap tinggi setelah terapi plasmadarah dilakukan. 
•Salah satu pasienCovid-19 berusia 42 tahun yang sakit parah dilaporkan sampai bisa melepas ventilator dan kembali bernapas seperti biasa setelah dua hari. 
•Dengan kecanggihan dunia kedokteran, vaksin atau cara untuk menaklukan virus Covid19 masih belum ada ? 
•Apakah ada kepentingan ? 
•Apakah ada misteri yang tidak diketahui oleh public ?

Popular Posts