VAKSIN, TEKNOLOGI DAN IMAN KRISTEN

 VAKSIN, TEKNOLOGI DAN IMAN KRISTEN


Pengobatan terhadap penyakit telah dimulai sejak berabad-abad yang lampau.

Pada 2600 SM (sebelum masehi) Imhotep Mesir menemukan  diagnosis dan pengobatan 200 penyakit, kemudian pada 500 SM Alcmaeon dari Croton membedakan vena dari arteri; dan pada 460 SM Hippocrates, bapak kedokteran, memulai studi ilmiah kedokteran dan meresepkan bentuk aspirin. Setelah itu ilmu kedokteran terus berkembang (tidak saya tulis semua karena terlalu banyak). 

Dan vaksin pertama didunia dibuat th 1796, oleh Edward Jenner, untuk cacar.


Hingga saat ini, dengan pesatnya perkembangan teknologi medis, sedikitnya, telah tersedia puluhan jenis vaksin untuk berbagai penyakit seperti : Cholera, Antraks, Dengue (DHF/DB), Diphtheri, Hepatitis A/B, Haemophilus influenzae type b (Hib), rubela, Human papillomavirus (HPV), Influenza, Japanese encephalitis, Malaria, Measles, Meningococcal meningitis, Mumps, Pertussis, Pneumococcal, Poliomyelitis, Rabies, Rotavirus, Tetanus, Tick-borne encephalitis, Tuberculosis, Typhoid/tipus, Varicella dan Yellow Fever.

Dan masih ada banyak vaksin yang sedang diteliti untuk dikembangkan, bahkan vaksin untuk kanker. 


Anehnya, baru untuk vaksin Covid-19 ini orang menjadi sangat ribut mempersoalkannya; baik dari sudut pandang keamanan, efikasi dan efektifitas, atau bahkan tafsir dan praduga dari perspektif agama. Dulu tidak!

Padahal saya yakin, mereka yang menentang vaksin, dan anggota keluarga nya juga pernah di vaksin dimasa lalu, entah polio, cacar, DPT, MMR, Tetanus, DHF, Influenza, pneumonia, meningitis, atau lainnya.


Selain kekuatiran atau ketidakyakinan dari sisi keamanan, efek samping dan efektifitas nya; setidaknya ada tiga hal yang diributkan perihal vaksin Covid-19, dari sisi pandang iman Kristen yaitu: 


¹) Vaksin Covid-19 tertentu bisa merubah DNA manusia dan menjadikan zombie atau robot yang bisa dikontrol dengan teknologi digital,

²) Vaksin Covid-19 memasukkan Chip RFID, yang adalah pekerjaan anti Kristus, dalam rangka "one world order", atau dunia dalam satu kendali pemerintahan, 

³) Vaksin Covid-19 tidak halal dan bertentangan dengan iman karena mengandung sel janin manusia korban aborsi, atau sebagian lagi mengandung sel monyet hijau dari Afrika.



Pertanyaan saya : Apakah para penentang yang mengatakan hal itu memahami proses pembuatan vaksin yang sangat rumit? Mengerti ilmu biomolekuler? Teknologi barcode, mikrochip, GMO (Genetically Modified Organism) dan CRIPSR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) atau teknologi rekayasa genetika ? 

Saya yakin mereka tidak benar-benar tahu, tetapi merasa tahu dan sok tahu. Bentuk kesombongan ?? Merasa paling tahu ?? Kemudian mengubar rasa dan persepsinya yang salah tersebut kemana-mana. Ibarat "tong kosong yang nyaring bunyi nya".

Bukankah berkata bohong itu pekerjaan seorang pendusta? Dan Iblis adalah pendusta? 


Yohanes 8:44

Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta (pseudo, falsehood), ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta (pseustes, liar, falsehood, kepalsuan, penipuan, kebohongan) 


Sedangkan kita di perintahkan untuk berkata benar dan jujur. Tanpa melebih-lebihkan, mengaburkan fakta atau menyembunyikan sesuatu. Katakan sejujurnya, apa adanya. 

Just say the truth, not the untrue or the post-truth


"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat."

(Matius 5:37) 


Istilah post-truth muncul sekitar tahun 2016.

Post-truth atau "pasca-kebenaran", adalah dikaburkannya publik dari fakta-fakta kebenaran.

Lee McIntyre, menyebut bahwa post truth, adalah ketika "fakta alternatif" menggantikan "fakta-fakta aktual*, dan perasaan memiliki bobot lebih besar daripada bukti atau kebenaran. (when “alternative facts” replace actual facts, and feelings have more weight than evidence)

Dan post-truth adalah suatu bentuk kebohongan, atau upaya pengalihan dan pengaburan fakta untuk tujuan-tujuan tertentu. Bisa jadi untuk tujuan jahat, fitnah, kebencian, persaingan atau politik. 

Begitu jahat nya sampai-sampai ada yang menyebut bahwa Covid-19 adalah akronim dari Certification of Vaccination Identification 2019, padahal penamaan Covid-19 tersebut diberikan oleh WHO, pada Februari 2020 sebagai akronim dari Corona Virus Disease 2019. 


Sebetulnya, cukup wajar bila banyak yang ribut, sebab masa kini dunia medsos terbuka lebar sehingga semua informasi berkeliaran dengan bebas, baik yang benar maupun yang busuk dan menyesatkan. Semua orang bisa menulis, bikin video atau foto, bikin rekayasa, menyebar fitnah atau tafsir dan komentar sesuka mereka. 

Sehingga dibutuhkan kejelian dan kewaspadaan tinggi untuk menilainya. Kita tidak bisa asal percaya - apalagi menggunakan ilmu "cocokologi" atau ilmu "gatuk". 

Anda pasti akan salah kaprah dan tersesat. Terjebak dalam dusta dan kebohongan, dalam kebodohan dan kepicikan. 

Ingatlah nasihat Paulus, yang juga berguna untuk era post truth yang menyesatkan seperti saat ini, yaitu kita harus menggunakan akal budi, agar dapat membedakan mana yang baik dan berkenan pada Tuhan. (Roma 12:2, Efesus 5:15-17)


Menjawab ketiga issue diatas, maka  memang benar, bahwa sebagian vaksin Covid-19 menggunakan teknologi rekayasa genetika, khususnya untuk vaksin jenis mRNA (Pfizer BioNTech, Moderna), DNA (INO-4800), dan jenis viral vektor (Astra Zeneca, Sputnik). 

Sebab itu mereka disebut sebagai "Genetically Engineered Vaccines", karena proses pembuatannya berbeda dengan vaksin tradisional yang menggunakan seluruh tubuh virus yang dilemahkan ataupun di inaktifkan. 

Tetapi Vaksin COVID-19 bukanlah sarana  untuk memasukkan microchip.  Mereka juga tidak mengandung materi dari sel janin yang diaborsi.  Dan mereka tidak akan mengubah DNA kita sehingga menjadi GMO, zombie atau robot - meskipun beberapa di antaranya menggunakan rekayasa genetika, 


Perkembangan teknologi, dibidang apapun selalu menimbulkan berbagai reaksi, ada yang menyikapi secara positif dan bijak; tetapi ada juga yang apriori, berpikir negatif, bahkan menghubungkannya dengan ajaran agama. Cocokologi. Ilmu gatuk.

Memang ada istilah "the man behind the gun" - bahwa segalanya tergantung niat si penguasa teknologi. Kalau ia berniat jahat, maka teknologi bisa dipakai sebagai alat dan senjata kejahatan, sebaliknya, bila ia bertujuan baik, maka teknologi bisa menjadi alat yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.


Bagi saya, perintah Tuhan untuk menguasai bumi, juga meliputi pengembangan dan penguasaan pengetahuan dan teknologi - menguasai isi bumi ini untuk kebaikan manusia, dan bukan untuk merusaknya.


Kejadian 1:26

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 


Hal senada, meski dalam konteks yang berbeda juga dikatakan Paulus, saat ia berkata bahwa penggunaan anggota tubuh adalah tergantung motivasi setiap orang. Anda bisa memakainya sebagai senjata kelaliman - tetapi anda juga bisa memakainya sebagai senjata kebenaran. Semua tergantung pada niat dan tujuan anda. Teknologi dan pengetahuan pun demikian. 

Bahkan sebilah pisau dapur pun, bisa menjadi sarana untuk menghasilkan masakan yang lezat, tetapi juga bisa dijadikan senjata pembunuh. 


Roma 6:13 (TB)  

Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 


Rekayasa genetika, memungkinkan para ahli untuk memilah bagian tubuh virus, mengambil RNA atau spike protein nya untuk di proses sebagai vaksin. Mereka juga mampu memasukkannya ke virus lain yang tidak berbahaya untuk dijadikan vaksin rekombinan atau viral vektor.

Mereka menggunakan kode-kode gen untuk memberi sinyal pada sel kita, agar membentuk antibodi.


Yes, some COVID vaccines use genetic engineering. Get over it. - Alliance for Science

https://allianceforscience.cornell.edu/blog/2020/12/yes-some-covid-vaccines-use-genetic-engineering-get-over-it/


Bar code dan Chip memang digunakan, tetapi dipakai sebagai alat pencatatan dan monitoring program vaksinasi. Untuk tujuan menilai keberhasilan, efektifitas dan terjadinya efek samping. Bukan dimasukkan dalam tubuh atau sel kita, untuk mencuri data pribadi, atau mengendalikan kita.


Sel janin korban aborsi dan juga sel vero (verda reno = ginjal hijau) dari ginjal kera hijau, memang dipakai dalam proses kultur sel yang merupakan salah satu bagian dalam proses penelitian dan pembuatan vaksin, tetapi tidak merupakan unsur yang terkandung dalam vaksin. Sel-sel tersebut di perlukan sebagai media untuk kultur dalam mengembangkan virus, yang kemudian virus tersebut di tuai dan diproses untuk dijadikan vaksin.

Dulu... sejak 70 tahun lalu, orang mengembangkan vaksin dengan menggunakan telur ayam, yang disebut "Egg base vaccine", tetapi saat ini berkembang "Cell Culture based vaccine", yang menggunakan sel mamalia, termasuk kera hijau dan sel janin.


https://www.cdc.gov/flu/prevent/how-fluvaccine-made.htm


https://www.cdc.gov/flu/prevent/cell-based.htm


https://en.wikipedia.org/wiki/Cell-based_vaccine


Bagaimana pandangan Teologis tentang hal ini?

Sebagian menentang. Sebagian lagi menerima dengan syarat tertentu dan memandangnya seperti etika transplantasi organ. Penggunaan organ dari korban atau orang yang telah meninggal, di preservasi, diawetkan untuk digunakan bagi kebutuhan orang lain yang memerlukannya.


Semoga kita selalu berhati-hati menerima informasi, bijak menanggapi, dan memberitakannya; pelajari dan telaah dulu dengan baik, apalagi di jaman post-truth seperti sekarang, agar kita tidak ditertawakan orang dan dianggap sebagai penyebar kebodohan, kebohongan, apalagi dicap sebagai penghasut dan provokator. Kadrun atau kelompok bumi datar. 


Tuhan Yesus memberkati


Antono Pratanu dr
copas

Popular Posts